Farhat Abbas, namanya.

“Nak, dulu waktu ibumu masih muda, ada orang yakin sekali bahwa dirinya pantas menjadi presiden. Kampanye-nya luar biasa. Gencar sekali, di media sosial dan media massa lainnya. Sangat terbuka. Beliau peduli sekali pada Indonesia, buktinya semua beliau beri komentar. Artis, aktor, pejabat, dll. Pendidikannya sangat tinggi, S3 dan hukum. Beliau paham hukum, sampai apapun yg ia bicarakan seolah2 berlandaskan hukum. Tapi nak, ucapannya menjadi bumerang. Setiap perkataannya menjadi penghadang. Semua orang mulai kebingungan, memastikan bahwa ia manusia atau bukan. Ia pintar, tapi habis kepintarannya karena tidak digunakan dengan indah. Ia cerdas, dalam segala hal yang berbau ketidakpentingan. Nak, semua orang kegerahan, dibuatnya. Tingkahnya, perilakunya, ucapannya, omongannya, aneh, sekali. Tapi dia mengaku cinta Indonesia. Semua orang cinta Indonesia, kau tahu itu. Tapi, dia… Nak, ia diremehkan, ia dicaci maki, di gertak sana sini, di ‘anjing-anjing’-kan. Indonesia yang ia cintai, malah membencinya. Ketahuilah nak, itu semua tak lain dan tak bukan adalah karena satu hal. Idiom ‘mulutmu harimaumu’ benar adanya. Semakin kau berucap tak jelas, semakin kau berteriak hal-hal negatif, semakin banyak pula yang tak akan melirikmu, menghargaimu, mencintaimu. Nak, ingatlah, kita adalah manusia. Menjaga kehormatan adalah sebuah kewajiban. Jangan pernah ikuti jejak dia nak, jangan. Dan nak, kau tahu siapa dia? Tentu saja.”,

One thought on “Farhat Abbas, namanya.

  1. ITB bangga punya Pa Ridwan Kamil. Dan Unpad perlu berbenah karena meluluskan Farhat Abbass.
    Duh almameter sayah euy. 😦
    #AkuIndonesia #MelodyJKT48Jubir #AripCalonBupatiBdg

Leave a reply to arip Cancel reply